Cinta yang besar sebagai motiasi hidup
Dok.NNC
Depok, RuangNarasi - Setiap orang memiliki fase terendah dalam hidupnya. Entah karena kegagalan, kehilangan, atau tekanan hidup yang berat, tidak sedikit yang merasa seolah dunia tidak adil. Namun, menariknya, dalam situasi sesulit apa pun, kehadiran seseorang yang kita cintai bisa menjadi titik balik yang mengubah segalanya. Ia datang tidak dengan sihir, melainkan dengan kasih, perhatian, dan harapan. Sosok yang kita cintai bisa menjadi motivasi yang menghidupkan kembali semangat dan keinginan untuk melanjutkan hidup.
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan hubungan emosional untuk bertahan. Ikatan cinta dari pasangan mampu memberikan energi positif yang besar. Ketika semua terasa gelap, cinta adalah cahaya pertama yang menyentuh hati dan menyadarkan bahwa kita tidak sendiri. Dari sinilah motivasi untuk kembali hidup dan berjuang sering kali muncul.
Cinta dan hubungan emosional dapat menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang sastrawan, selain dikenal sebagai ulama, filsuf, dan politisi Indonesia, Buya Hamka, menyatakan bahwa "Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.” (Buya Hamka, dikutip dari JagaKota.com)
Ketika semangat hidup mulai padam, seseorang yang kita cintai hadir bukan untuk menyelesaikan masalah kita, melainkan untuk mengingatkan bahwa hidup masih layak diperjuangkan. Ia hadir membawa rasa aman dan percaya diri yang mungkin sempat hilang. Dalam kondisi inilah, motivasi hidup kembali tumbuh karena ada seseorang yang menunggu, peduli, dan mencintai kita apa adanya.
1. Cinta sebagai Energi Pemulihan
Cinta memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa. Menurut Kementerian Kesehatan RI, dukungan emosional dari keluarga atau orang terdekat merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan mental. Dalam artikel mereka tentang pencegahan depresi, disebutkan bahwa “dukungan sosial dan emosional dari orang yang dicintai sangat membantu proses pemulihan individu yang mengalami tekanan batin” (Kemenkes RI, 2022).
Seseorang yang kita cintai bisa menjadi tempat berlabuh saat badai menerpa. Kehadirannya membangun kembali semangat yang runtuh dan memberi harapan baru. Bahkan, kata-kata sederhana seperti “Aku percaya kamu bisa melewatinya” mampu menjadi semangat besar untuk melangkah.
2. Cinta Memberi Arti pada Perjuangan
Hidup tanpa tujuan mudah membuat seseorang menyerah. Namun saat ada sosok yang dicintai, setiap perjuangan memiliki makna. Cinta bukan hanya tujuan dari perjuangan, tapi juga jalan yang mengantarkan kita ke sana. Kita tidak hanya berjuang karena cinta, tapi juga dengan cinta yakni dengan kelembutan, kesabaran, dan ketulusan. Maka perjuangan yang dilakukan dalam cinta tidak akan melukai, tapi membangun. Tidak menghancurkan, tapi menghidupkan.
Cinta bukan sekadar rasa, tetapi alasan untuk terus hidup, berjuang, dan bertahan, meski tubuh lelah dan jiwa nyaris rapuh. Dalam wawancara bersama salah satu mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, Yuri Iqbal, menyatakan bahwa “Cinta bikin semua susah jadi lebih berarti. Jadi, bukan cuma soal perasaan, tapi soal kekuatan buat terus maju” (Yuri iqbal, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta).
Dalam hidup, kita tak bisa menghindari rasa sakit, kegagalan, atau kehilangan. Namun, kita selalu punya pilihan, menyerah atau bangkit. Dan sering kali, pilihan untuk bangkit datang karena seseorang yang kita cintai hadir sebagai alasan untuk terus melangkah. Ia adalah cahaya yang menuntun, kekuatan yang menguatkan, dan harapan yang menumbuhkan kembali semangat hidup. Maka dari itu, jangan pernah remehkan arti sebuah kehadiran. Karena bisa jadi, cinta yang tulus itulah yang menyelamatkan hidup seseorang.